KOTA MALANG,KLIKNEWS.CO.ID- Pemerintah Kota (Pemkot) Malang terus berupaya memperkuat kemandirian fiskal, dengan menargetkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai sumber utama Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada 2026. Pj Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan, menegaskan bahwa langkah ini diambil agar Kota Malang tidak terlalu bergantung pada dana transfer dari pemerintah pusat.

“Saat ini, PAD Kota Malang sudah mencapai 42 persen, sedangkan 58 persen masih berasal dari dana transfer pusat. Angka ini cukup besar dibandingkan beberapa daerah lain yang PAD-nya hanya 20 persen,” ungkap Iwan pada Minggu (26/1/2025).
Dengan porsi PAD yang terus meningkat, Iwan optimistis Pemkot Malang bisa lebih fleksibel dalam mengembangkan inovasi dan membangun infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat. Ia juga mengingatkan bahwa pemerintah pusat tengah mengkaji pengurangan dana transfer daerah, yang bisa berdampak besar bagi kota atau kabupaten yang masih sangat bergantung pada dana tersebut.
“Jika dana transfer dari pusat dikurangi, daerah dengan PAD rendah akan kesulitan. Namun, Kota Malang memiliki peluang besar untuk menjadi lebih mandiri. Saya berharap pada 2026, struktur APBD bisa berubah menjadi 58 persen PAD dan 42 persen dana transfer,” tegasnya.
Untuk mencapai target ini, Pemkot Malang akan memaksimalkan potensi PAD dalam satu tahun ke depan dengan menggali sumber pendapatan baru. Iwan juga mengajak seluruh elemen masyarakat, dunia usaha, dan pemangku kebijakan untuk berkolaborasi dalam meningkatkan kemandirian fiskal kota.
“Kemandirian fiskal adalah kunci tata kelola pemerintahan yang lebih stabil dan pelayanan publik yang lebih baik. Jika PAD meningkat, Kota Malang tidak hanya lebih mandiri, tetapi juga lebih kreatif dalam membangun daerah tanpa ketergantungan yang besar pada dana pusat,” pungkasnya.(red)