PASURUAN, KLIKNEWS.CO.ID – Sebuah video yang beredar luas di berbagai grup WhatsApp memperlihatkan, aksi sekelompok oknum dari ormas yang membuat kericuhan di Cafe Edelweis, tempat hiburan malam di wilayah Purwosari. Kejadian ini diduga dipicu oleh tindakan seorang oknum aparat yang bertindak sewenang-wenang dan memprovokasi situasi.
Menurut keterangan saksi, kericuhan bermula saat oknum aparat tersebut memasuki ruangan dengan gelagat mencurigakan. Ia terlihat kebingungan sambil melihat-lihat sekitar, sehingga menarik perhatian pengunjung.
“Dia masuk, lalu melihat-lihat ruangan seperti orang kebingungan. Saat ditanya ada keperluan apa dan siapa yang sedang dicari, dia justru menunjukkan sikap yang tidak mengenakkan,” ujar seorang saksi mata kepada KLIKNEWS.CO.ID, Rabu, 19 Maret 2025.
Alih-alih menenangkan situasi, oknum aparat itu justru semakin arogan. Ia mengeluarkan ancaman dan memerintahkan seseorang di dalam ruangan untuk keluar.
“Keluarkan orang itu! Kalau tidak, saya sendiri yang akan mengeluarkannya. Apa saya tutup saja cafe ini? Atau saya panggil teman-teman saya!” bentaknya dengan nada kasar.
Tak lama kemudian, situasi memanas. Sejumlah orang di lokasi dibuat bingung karena tanpa alasan jelas, tiba-tiba terjadi penyerangan.
Menurut salah satu saksi, selain oknum aparat tersebut, beberapa anggota ormas juga ikut memperkeruh suasana.
“Gerombolan oknum ormas itu ada yang membawa besi panjang, kunci mobil, bahkan ruyung. Mereka datang bukan untuk mencari jalan keluar, tapi malah memperburuk keadaan. Tidak jelas apa masalahnya, tapi mereka langsung berbuat onar,” jelasnya.
Kericuhan semakin tidak terkendali, hingga berujung pada pengeroyokan terhadap seorang pemuda bernama Noval (21). Ia menjadi sasaran amukan oknum ormas tersebut yang membabi buta memukul serta menghancurkan barang-barang di cafe.
“Mereka bertindak brutal. Kursi melayang, besi dan helm berterbangan. Tanpa alasan yang jelas, mereka menyerang seperti preman,” ungkap saksi yang berada di lokasi.
Aksi kekerasan ini mendapat kecaman dari warga sekitar yang menilai tindakan tersebut sebagai bentuk premanisme berkedok kekuasaan. Korban akhirnya melaporkan kejadian pengeroyokan ini ke Mapolres Pasuruan pada Rabu, 19 Maret 2025.
Hingga kini, kejadian ini masih menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Warga mendesak pihak kepolisian untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku agar insiden serupa tidak terulang kembali. Jika dibiarkan, tindakan semacam ini hanya akan semakin menumbuhkan budaya kekerasan yang meresahkan masyarakat.
(mal/red)