PASURUAN, KLIKNEWS.CO.ID – Tuduhan liar dan bernada provokatif terhadap Ketua Umum LSM Gajah Mada Nusantara, Misbahul Munir, berujung ke meja hukum.
Misbah melaporkan seorang berinisial IM ke Polres Pasuruan atas dugaan pencemaran nama baik dan ujaran kebencian, setelah IM menyebut dirinya sebagai “pemeras” dan “pelindung” warkop Gempol9 yang berada di wilayah Kecamatan Gempol.
Tak hanya itu, IM juga menuding Misbah menerima setoran dari praktik prostitusi yang terselubung di balik aktivitas kafe tersebut. Pernyataan yang dinilai tak hanya menyerang pribadi, tapi juga mencoreng marwah lembaga yang dipimpinnya.
“Kalau memang benar ada bukti bahwa Pak Misbah menerima upeti dari Gempol9 atau dari WTS, silakan dibuka ke publik. Jangan asal tuduh. Ini sangat tidak berdasar, tapi juga menjijikkan,” tegas kuasa hukum Misbah, Hery Siswanto.
Menurut Hery, tudingan semacam itu sangat serius dan berpotensi memperkeruh situasi sosial, apalagi dengan penyebutan istilah ‘WTS’ yang sangat tidak pantas digunakan secara sembarangan di Kabupaten Pasuruan, daerah yang dikenal sebagai Kota Santri.
“Klien kami jelas-jelas merasa dirugikan secara moral, sosial, dan profesional. Maka sangat wajar jika kemudian memilih jalur hukum,” ujarnya.
Hery juga mengingatkan, laporan ini bisa menjadi pintu masuk bagi pihak lain untuk ikut mengambil langkah hukum jika merasa turut dirugikan akibat pernyataan IM.
“Hari ini Misbah melapor. Besok bisa jadi lembaga lain yang merasa ikut tercoreng akan menyusul,” tambahnya.
Laporan tersebut mengacu pada Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) terkait ujaran kebencian, dengan potensi tambahan pasal pidana lain bergantung pada hasil penyidikan lebih lanjut.
Sementara itu, Misbahul Munir tak menutupi rasa geramnya. Ia menyebut tudingan yang menyebut dirinya sebagai “pemeras” dan “makan dari keringat WTS” telah menyakiti dirinya secara pribadi dan keluarganya secara psikologis.
“Tuduhan itu bukan hanya fitnah, tapi pembunuhan karakter yang terang-terangan. Saya datang ke Polres Pasuruan bukan sekedar marah, tapi menuntut keadilan dan pertanggungjawaban atas ucapan sembrono yang mencoreng reputasi saya,” tegas Misbah.
Misbah menantang IM untuk membuktikan semua tuduhannya. Jika tidak, maka menurutnya, IM harus bertanggung jawab secara hukum dan sosial atas segala dampaknya.
(Mal/kuh)
Tinggalkan Balasan