SURABAYA, KLIKNEWS.co.id – Aliansi Madura Indonesia (AMI) menolak tegas segala bentuk stigma yang mengaitkan suatu peristiwa dengan identitas suku atau komunitas tertentu. Penegasan ini disampaikan menyusul maraknya narasi negatif terhadap masyarakat Madura akibat ulah oknum.

Ketua Umum DPP AMI, Baihaki Akbar, menegaskan bahwa perbuatan individu tidak dapat dijadikan alasan untuk menghakimi satu suku secara kolektif.

“Kami menolak keras stigma terhadap suku Madura. Orang Madura tidak identik dengan kekerasan dan tetap menjunjung tinggi nilai kemanusiaan,” tegas Baihaki.

Ia menekankan bahwa budaya Madura menjunjung adab, penghormatan terhadap orang tua, serta ketaatan pada hukum. Karena itu, publik diminta bersikap objektif dan tidak membangun generalisasi yang merugikan jutaan masyarakat Madura.

Baihaki menegaskan, AMI konsisten berada di jalur konstitusional sebagai penyeimbang sosial dengan mengawal isu hukum dan keadilan secara bermartabat.

“AMI berdiri di jalur hukum, mengawal keadilan, dan menolak pendekatan provokatif,” ujarnya.

Ia menambahkan, AMI memiliki rekam jejak aktif dalam mendukung penegakan hukum, termasuk menjadi narasumber Mabes Polri serta mendukung pengungkapan kasus strategis nasional. AMI juga aktif mendukung program BNN dalam upaya pencegahan narkoba.

“Kami mengajak masyarakat memisahkan tegas tindakan oknum dari identitas suku. Penegakan hukum harus berjalan, namun persatuan bangsa wajib dijaga,” pungkasnya.

AMI berharap seluruh pihak menahan diri dan menyerahkan setiap persoalan kepada mekanisme hukum yang berlaku tanpa membangun narasi yang memecah belah. (Ml/red)