PASURUAN, KLIKNEWS.co.id – Kematian M. Zaenuri, seorang pekerja proyek di lingkungan Pondok Pesantren Dalwa, kembali menempatkan ponpes tersebut dalam sorotan panas. Bukan hanya terkait keselamatan kerja, tetapi juga dugaan kuat adanya upaya menutupi fakta di balik insiden tragis tersebut.

Korban yang merupakan warga Bojonegoro itu dilaporkan meninggal sebelum tiba di Klinik PHC Dalwa pada Sabtu (06/12/2025) sore, setelah diduga terjatuh saat bekerja di proyek pembangunan di area Ponpes Dalwa, Pandean, Rembang.

Namun, bukan hanya peristiwa jatuhnya korban yang memunculkan tanda tanya, melainkan rangkaian tindakan setelah insiden yang dinilai janggal oleh keluarga dan Lembaga Komunitas Pemantau Korupsi (LKPK).

Keluarga mengungkapkan, bahwa saat jenazah tiba, mereka justru dilarang membuka kain kafan maupun memandikan jenazah, dengan dalih proses tersebut sudah dilakukan sebelumnya. Lebih menyakitkan lagi, keluarga menyebut kompensasi yang diberikan hanya Rp15 juta, angka yang dianggap jauh dari menghargai nyawa manusia.

“Jenazah datang, tapi kami malah dilarang melihat kondisi terakhir almarhum. Apalagi memandikan. Kompensasi hanya Rp15 juta. Apa nyawa orang tua kami hanya dihargai segitu?” ujar salah satu perwakilan keluarga korban, Selasa (09/12).

Keanehan tidak berhenti di situ. Beberapa pekerja dan warga yang berada di lokasi kejadian mengaku dilarang mengambil foto maupun video. Bahkan, rekaman yang sudah sempat di abadikan saksi dipaksa dihapus.

Keluarga menegaskan, akan membawa kasus ini ke ranah hukum karena menilai ada sesuatu yang sengaja ditutupi.

Ketua LSM LKPK, Dahniar Anisa, mengecam keras dugaan pembungkaman informasi tersebut. “Ini bukan sekedar musibah. Kalau benar ada larangan dokumentasi, pembatasan akses keluarga, dan kompensasi tidak manusiawi, maka itu tanda jelas ada yang tidak beres. Negara tidak boleh diam. Harus diusut sampai akar,” tegas Dahniar.

Ia juga mengingatkan, bahwa insiden di lingkungan Ponpes Dalwa bukan pertama kali terjadi. Dahniar menyebut sebelumnya beberapa santri mengalami kecelakaan serupa saat turun dari kegiatan mengaji.

“Kasus-kasus seperti ini jangan dibiarkan membusuk. Polisi jangan hanya menonton dari jauh. Semua pihak terkait harus dipanggil dan dimintai keterangan,” tambahnya.

Menurutnya, negara berkewajiban memastikan tidak ada tekanan, tidak ada rekayasa, dan tidak ada fakta yang disembunyikan. Keluarga korban berhak mendapatkan kebenaran yang utuh.

Sementara itu, yang disebut-sebut perwakilan Ponpes Dalwa, Ustad Ismail, saat dikonfirmasi pada Rabu (10/12) melalui pesan WhatsApp, belum memberikan jawaban apa pun hingga berita ini diterbitkan. (Mal)